Pengabdian Bu Ane 1

Gambar 1 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Andalas (Unand) melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melakukan kegiatan pemberdayaan kader dengan tema “Sosialisasi Upaya Pencegahan Kusta  kepada Kader Kesehatan”di Aula UPT Puskesmas Kinali, Nagari Kinali, Kabupaten Pasaman Barat (29/10/2024).

Kegiatan sosialisasi ini diadakan oleh kelompok 7 Peminatan Epidemiologi dan Biostatistik  MBKM FKM Unand dengan dosen pembimbing Ane Dayu Perwati, SKM,  MPH. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran Masyarakat sekitar terhadap penyakit kusta yang hampir terabaikan. Hal ini serupa dengan temuan mahasiswa di lapangan yaitu rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekitar terkait penyakit kusta, serta minimnya informasi yang didapat masyarakat mengenai penyakit ini. Mahasiswa menemukan bahwa informasi mengenai kusta kurang tersosialisasikan di masyarakat, sehingga menimbulkan risiko penularan yang tidak disadari.

Melalui pemberdayaan kader posyandu ini diharapkan kader dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan sebagai garda terdepan yang berperan penting dalam mengedukasi masyarakat.

Kegiatan ini dihadiri oleh 40 perwakilan kader per posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kinali , Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Kepala UPT Puskesmas Kinali yang di wakili oleh Kepala Tata Usaha Puskesmas Kinali, Dosen FKM Unand dan beberapa staff Puskesmas Kinali.

Kegiatan ini berupa sosialisasi mengenai pencegahan penyakit kusta serta menghilangkan stigma penyakit kusta di masyarakat yang diikuti oleh kader posyandu. Sosialisasi ini melibatkan beberapa mahasiswa yakni Naulia Fitratul Afwan, Salsabela Yeni Osandi, Senisa Afrilla Jasra, dan Zahira Juan Nabilla dengan dosen pembimbing Ane Dayu Perwati, SKM., MPH.

Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan pembukaan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat yaitu Hajral Huda, SKM, diikuti oleh Kepala UPT Puskesmas Kinali yang digantikan oleh Ahmad Rizki, A.Md. Kep., selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Kinali, serta sambutan oleh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (FKM Unand) yaitu Prof. Dr. Masrizal, Dt. Mangguang, SKM., M. Biomed.

Selanjutnya, pelaksanaan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan kader mengenai penyakit kusta. Serta dilanjutkan dengan penyampaian materi “Pencegahan Kusta” oleh Desi Asusanti, SKM selaku pemegang program kusta di Dinas Kesehatan Pasaman Barat. Materi ini membahas tentang dasar-dasar penyakit kusta seperti, ciri- ciri, penyebab dan penularan serta pencegahan penyakit kusta.

Dalam materi tersebut, pemateri Desi Asusanti, SKM, menekankan bahwa pencegahan kusta bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kesehatan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Salah satu cara yang disarankan adalah menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan pribadi, serta memperhatikan tanda-tanda awal kusta pada anggota keluarga atau tetangga. Pemahaman ini penting agar deteksi dini dapat dilakukan, sehingga pengobatan dapat dimulai sebelum penyakit menyebar lebih jauh.

Selain itu, juga disampaikan materi mengenai “Stigma Tehadap Kusta” yang disampaikan oleh Ane Dayu Perwati, SKM, MPH.

Kegiatan sosialiasi diakhiri dengan pengisian post-test untuk mengetahui pemahaman kader terhadap materi yang telah disampaikan oleh pemateri.

Pengabdian Bu Ane 4

Gambar 3 Pengisian Post-test oleh Kader

Selama kegiatan sosialisasi berlangsung masyarakat sangat berperan aktif dalam mengikuti kegiatan sosialisasi ini. Kader sangat antusias dalam sesi diskusi dengan pemateri mulai dari bertanya hingga menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pemateri.

 

“Diharapkan kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan manfaat berupa peningkatan pengetahuan kader terhadap penyakit kusta dan sesegera mungkin rantai penyakit kusta di Pasaman Barat dapat putus secara maksimal. Besar apresiasi dan harapan saya untuk kedepannya dilakukan kegiatan selanjutnya dari mahasiswa lainnya dalam turut membantu pencegahan penularan penyakit kusta di Kecamatan Kinali, Pasaman Barat” Ujar Kepala Dinas Pasaman Barat



Penyakit kusta atau yang dikenal sebagai penyakit Hansen adalah sebuah infeksi bakteri yang memengaruhi sistem saraf, kulit, hidung, dan mata. Dengan adanya perawatan dini pada penderita kusta, maka bisa mencegah terjadinya kerusakan permanen. Penyakit kusta atau lepra disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan dari saluran pernapasan (droplet), yaitu ludah atau dahak, yang keluar saat batuk atau bersin.

Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu daerah endemik kusta di Provinsi Sumatra Barat. Kabupaten Pasaman Barat yang terdiri dari 12 kecamatan dengan jumlah penduduk 496.835 jiwa terhitung tahun 2024 dan memiliki 20 puskesmas. . Pada tanggal 4 maret – 24 april 2024 tercatat kejadian kusta sebanyak 4 kasus di masing masing daerah yang terdiri dari wilayah kerja puskesmas kinali, parit, silaping, air bangis.

Penyakit kusta merupakan penyakit kulit menular yang sedikit ditemukan di tengah masyarakat. Penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan pada penderitanya sehingga kebanyakan masyarakat memilih untuk menjauh dari penderita kusta dikarenakan pemikiran buruk terhadap penyakit tersebut yang sering dikenal dengan sebutan “stigma”. Stigma kusta membuat penderita kusta menjadi terpinggirkan dan tidak diterima di lingkungan sekitarnya. Kehidupan sosial mereka terhambat, bahkan tidak sedikit yang mendapat penolakan dari keluarganya dan ditinggalkan pasangan. Mereka menganggap penyakit kusta sebagai aib. Penyakit menular menyeramkan yang tidak bisa disembuhkan. Karena adanya anggapan masyarakat tentang kusta, menjadikan penderita kusta enggan memeriksakan diri, enggan berobat, enggan merawat diri. Tidak sedikit yang menjadi stres, depresi karena anggapan masyarakat tentang penyakit mereka. Peristiwa ini menunjukkan bahwa anggapan masyarakatlah yang lebih membahayakan manusia itu sendiri dibanding penyakit yang sesungguhnya.

Dalam upaya mengurangi stigma penyakit kusta di tengah masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (FKM Unand) melalui program MBKM melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan sosialisasi kepada kader. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari satu dosen dan empat mahasiswa, dipimpin oleh Prof. Dr. Masrizal, SKM. M.Biomed beserta Anggota tim mahasiswa meliputi Hanum Salsabilla, Elvina Apsari, Nahdah Arifatil Ulfah dan Naila Fitri dari program studi S1 Kesehatan Masyarakat.

Acara ini dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Oktober 2024, Mahasiswa MBKM Universitas Andalas jurusan Kesehatan Masyarakat bersama Puskesmas Kinali mengadakan acara sosialisasi yang bertujuan untuk mengatasi stigma yang melekat pada penyakit kusta di kalangan masyarakat melalui kader kesehatan. Acara ini dihadiri oleh sekitar 40 kader kesehatan dari berbagai posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kinali dan dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan, pegawai puskesmas, beserta Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Acara dibuka dengan sambutan dari  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, Bapak Hajran Huda S.K.M., beliau menekankan pentingnya peran kader kesehatan dalam mendukung upaya pengurangan stigma terhadap penyakit kusta. Dilanjutkan dengan sambutan dari Dosen FKM Unand Bapak Prof. Dr. Masrizal, SKM. M.Biomed yang menyampaikan tujuan dari kegiatan sosialisasi ini agar terjadi peningkatan pengetahuan oleh kader posyandu. Setelah sambutan, seluruh kader posyandu diberikan pre-test untuk mengukur pemahaman awal mereka tentang penyakit kusta. Tes ini penting untuk membandingkan tingkat pengetahuan kader sebelum dan sesudah diberikan edukasi, sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan kegiatan.

Selama sosialisasi, para peserta diberi pemahaman mendalam tentang penyakit kusta, termasuk penyebab, gejala, dan metode pengobatan yang tersedia. Narasumber, Ibu Desi Asusanti, S.K.M.,  seorang ahli Kesehatan Masyarakat sekaligus pemegang program kusta di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat menjelaskan bahwa kusta adalah penyakit yang dapat disembuhkan jika ditangani dengan benar dan dini, “Masyarakat perlu memahami bahwa penderita kusta tidak perlu diisolasi karena apabila penderita kusta telah mendapatkan pengobatan penderita tersebut tidak dapat lagi menularkannya kepada orang lain.” tuturnya.

Kegiatan ini juga menghadirkan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Ibu Ane Dayu Perwati, S.K.M., M.P.H. yang menjelaskan mengenai stigma apa saja yang selama ini berkembang di masyarakat mengenai penyakit kusta. Pemateri melibatkan diskusi interaktif, dimana para kader berbagi pengalaman dan pandangan mereka mengenai penyakit kusta yang mereka ketahui. Banyak kader mengungkapkan bahwa banyak hal yang baru mereka ketahui melalui kegiatan sosialisasi tersebut, sehingga membuka wawasan kader mengenai penyakit kusta.

Pengabdian Pak Mas 2

Gambar 2. Sesi Penyampaian Sosialisasi

Sebagai solusi, pemateri menyarankan agar kader menggunakan pendekatan yang lebih ramah dalam menyampaikan informasi, serta melibatkan tokoh masyarakat untuk membantu mengedukasi warga, “Kita perlu bersama-sama membangun kesadaran bahwa penderita kusta adalah bagian dari masyarakat yang berhak mendapatkan dukungan dan pengobatan.” tambahnya.

Sebagai penutup kegiatan, kader diberikan post-test untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman mereka meningkat setelah edukasi. Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan foto bersama dan  pemberian kenang-kenangan oleh Mahasiswa MBKM Universitas Andalas kepada kader posyandu. Diharapkan melalui upaya ini, stigma terhadap penyakit kusta dapat berkurang dan masyarakat lebih terbuka serta mendukung penderita kusta untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Pengabdian Pak Mas 3

Gambar 3. Sesi Pembagian Post Test